Kalimantan TengahUtama

Pengujian Kualitas Beras Berdasarkan 10 Indikator

232
×

Pengujian Kualitas Beras Berdasarkan 10 Indikator

Sebarkan artikel ini
SIDAK : Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Kalimantan Tengah Maskur (kiri) saat inspeksi mendadak ke sejumlah swalayan, Rabu (23/7/2025).FOTO PE

Dari 8 Sampel Beras Diperiksa, Hanya Satu Memenuhi Standar Mutu Premium

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah bersama pemerintah kabupaten kota di daerah ini terus mengawasi peredaran beras di pasaran. Karena sebelumnya beredar kabar ada beras oplosan yang dijual bebas di pasaran.

Bahkan Wakil Wali Kota Palangka Raya Achmad Zaini menyebut ada tujuh merek beras yang diduga oplosan yang dijual di pasaran lintas daerah se-Kalteng. Hal itu diketahui dari uji laboratorium yang sudah dilakukan sebelumnya.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Provinsi Kalteng Maskur menuturkan, pengujian kualitas beras dilakukan berdasarkan 10 indikator utama.

“Penilaian-penilaian utama ini di antaranya seperti kadar air, butir kepala, butir patah, butir menir, butir merah-putih-hitam, butir rusak, dan beberapa lainnya,” katanya, Rabu (23/7/2025).

Indikator-indikator tersebut mengacu pada standar nasional yang digunakan untuk membedakan kualitas beras premium dari jenis beras lainnya. Butir kepala yang utuh dan kadar air yang ideal, menjadi faktor penting dalam menjaga mutu dan ketahanan beras dalam penyimpanan.

Maskur menambahkan, pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan membeli langsung beras yang dijual di pasar dan gudang. Ini dilakukan agar hasil pengujian benar-benar merefleksikan kualitas produk yang dikonsumsi masyarakat sehari-hari.

Sementara Kepala Disdagperin Kalteng Norhani, mengungkapkan bahwa pengawasan dilakukan secara intensif oleh tim yang diterjunkan langsung ke sejumlah lokasi strategis.

“Pengawasan dilakukan di antaranya pada 17 Juli 2025 dengan menyasar sejumlah titik,” kata Norhani, Selasa (22/7/2025) lalu.

Beberapa lokasi yang menjadi fokus pengawasan antara lain Pasar Besar Palangka Raya, Pasar Kahayan, sejumlah toko ritel modern, serta gudang distributor. Dari hasil kegiatan di lapangan, tim Disdagperin Kalteng melakukan pembelian langsung beras dari berbagai merek yang dijual, untuk kemudian dilakukan pengujian kualitas di laboratorium.

Dari total sekitar 20 merek beras yang beredar, delapan sampel dipilih secara acak dan diuji di Laboratorium UPT Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Disdagperin Kalteng. Hasil pengujian cukup memprihatinkan, karena hanya satu sampel yang benar-benar memenuhi standar mutu sebagai beras premium. (ifa/rdo/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *