PALANGKA RAYA – Inflasi di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menduduki peringkat ke-15 secara nasional. Pada periode minggu kelima tahun 2025 ini, Provinsi Kalteng mampu mengendalikan angka inflasi dengan cukup baik.
“Inflasi Kalteng menyentuh di angka 0.28 persen. Meski begitu, kita tentunya tetap akan terus mengupayakan pengendalian inflasi,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kalteng, Sri Widanarni usai menghadiri Rakor bersama Mendagri di Ruang Rapat Bajakah, Selasa (4/2).
Di samping itu, Sri menyebut, bahwa angka Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Kalteng masih berada di 3,53 persen terhadap komoditas cabai rawit, cabai merah dan daging ayam. Kondisi ini tentunya menjadi perhatian bersama mengingat tidak lama lagi akan memasuki bulan suci Ramadan.
“Pasar penyeimbang atau pasar murah akan kita adakan secara terus menerus guna memastikan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi dengan harga yang terjangkau. Lalu, pengecekan ketersediaan bahan pokok juga penting untuk menghindari kelangkaan dan lonjakan harga,” terangnya.
Selain upaya tersebut, Sri mengutarakan beberapa program inovasi yang dicanangkan pemerintah untuk mengendalikan inflasi. Diantaranya, penerapan digital farming komoditas cabai oleh Kelompok Tani Margo Mulyo Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yang menjadi pilot project dan mampu menghasilkan panen perdana.
“Kemudian, bawang merah kita bekerja sama dengan NTB begitu pula daging sapi. Alhamdulillah Kalteng sudah tidak ada inflasi dengan angka yang signifikan lagi,” imbuhnya.
“Mudah-mudahan jelang ramadhan kita tidak mengalami inflasi. Yang pasti kita terus melakukan pengawasan, pengendalian hingga sosialisasi. Jangan sampai daya beli masyarakat turun, karena harga naik tinggi,” pungkas Sri. (fit/abe)
