PALANGKA RAYA – Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menunjukkan angka pertumbuhan yang positif pada tahun 2024. Dalam Konferensi Pers Berita Resmi Statistik yang digelar, Rabu (5/2).
Kepala BPS Provinsi Kalteng, Agnes Widiastuti, melaporkan bahwa perekonomian Kalteng tumbuh sebesar 4,46 persen. Angka ini tercatat dengan pertumbuhan tahunan (y-on-y) sebesar 4,43 persen dan pertumbuhan kuartalan (q-to-q) sebesar 8,29 persen.
Menurut Agnes, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) Provinsi Kalteng pada tahun 2024 tercatat mencapai Rp222,9 triliun. Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan 2010 tercatat sebesar Rp118,7 triliun.
“Struktur perekonomian Kalteng pada tahun 2024 didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyumbang 22,36 persen terhadap PDRB. Sektor industri pengolahan berada di urutan kedua dengan kontribusi sebesar 15,75 persen, disusul oleh sektor perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang menyumbang 12,48 persen serta pertambangan dan penggalian dengan kontribusi sebesar 10,68 persen. Secara keseluruhan, keempat sektor utama ini memberikan kontribusi 61,28 persen terhadap perekonomian Kalteng,” ujarnya.
Dalam hal pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa menjadi yang terbesar dengan kontribusi sebesar 52,37 persen, diikuti oleh pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 38,31 persen. Sementara itu, kontribusi komponen impor barang dan jasa tercatat sebesar 42,88 persen.
Perekonomian Kalteng di sepanjang tahun 2024 juga tercatat mengalami pertumbuhan kumulatif (c-to-c) sebesar 4,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi di sisi produksi adalah administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yang tumbuh 9,18 persen.
Dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) mengalami kenaikan signifikan sebesar 16,54 persen.
Sementara itu, secara spasial, Kalimantan Timur tetap mendominasi kontribusi perekonomian wilayah Kalimantan pada 2024 dengan angka 47,29 persen. Provinsi Kalimantan Tengah berada di urutan keempat dengan kontribusi sebesar 12,28 persen.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Kalteng, Sri Widanarni mengingatkan pentingnya diversifikasi ekonomi.
Ia menekankan, bahwa Kalteng tidak bisa bergantung hanya pada eksploitasi sumber daya alam (SDA) mentah, melainkan harus mengembangkan sektor industri pengolahan yang mampu meningkatkan nilai tambah produk daerah.
“Penting bagi kita untuk mendorong hilirisasi industri. Tidak hanya mengandalkan bahan mentah, tetapi kita harus bisa mengolahnya menjadi produk yang memiliki nilai lebih,” tandasnya. (ifa/abe)