PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko, turut hadir dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang digelar secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah Lantai II Kantor Gubernur Kalteng, Senin (24/2). Rapat dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir.
Dalam kesempatan tersebut, Tomsi Tohir mengingatkan seluruh pemerintah daerah untuk mengambil langkah konkret dalam mengendalikan kenaikan harga jelang bulan Ramadan.
Ia menekankan, pentingnya kerja keras pemerintah daerah untuk menekan inflasi, tanpa bergantung pada bantuan dari daerah lain.
“Kami akan menunjuk daerah-daerah untuk secara bergiliran menjelaskan komoditas yang mengalami kenaikan harga dan langkah yang diambil untuk mengatasinya. Setiap minggu, diharapkan ada upaya nyata dari masing-masing daerah,” jelas Tomsi.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, M Habibullah mengungkapkan, bahwa pada bulan Ramadan 2024 lalu, lima komoditas memberikan andil terbesar terhadap inflasi, yaitu telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit dan bawang putih.
Komoditas telur ayam ras mengalami inflasi di hampir seluruh kabupaten atau kota, kecuali dua daerah yang mencatatkan deflasi. Begitu juga, dengan cabai rawit yang mengalami inflasi di 111 kabupaten atau kota.
Habibullah juga menyampaikan, bahwa pada minggu ketiga Februari 2025, delapan provinsi tercatat mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), dengan komoditas cabai merah, cabai rawit dan beras sebagai penyumbang utama. Kenaikan harga gula pasir tercatat 1,01 persen, sedangkan cabai rawit mengalami penurunan harga sebesar 4,37 persen.
Usai mengikuti rakor, Yuas Elko menegaskan bahwa Pemprov Kalteng bersama pemerintah kabupaten atau kota akan bekerjasama untuk menjaga kestabilan harga selama bulan Ramadan.
“Kami akan memastikan stok barang tersedia dengan cukup dan mengantisipasi lonjakan harga. Harapan kami, inflasi tetap terkendali agar masyarakat bisa menikmati harga yang wajar selama bulan suci Ramadan,” tutup Yuas. (ifa/abe)