Isen MulangKalimantan Tengah

Kalteng Alami Deflasi 0,46 Persen di Februari 

26
×

Kalteng Alami Deflasi 0,46 Persen di Februari 

Sebarkan artikel ini
Kalteng Alami Deflasi 0,46 Persen di Februari
KONFERENSI PERS: Plh. Karo Ekonomi Setda Provinsi Kalteng, Fanny Kartika Octavianti (kiri) menghadiri Konferensi Pers Berita Resmi Statistik BPS Kalteng, Senin (3/3). (Foto: IST)

PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatatkan deflasi sebesar 0,46 persen pada Februari 2025, berdasarkan rilis resmi yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng dalam konferensi pers di Ruang Rapat Vicon BPS Kalteng, Senin (3/3). 

Deflasi ini tercatat dalam perbandingan month-to-month (m-to-m). Sementara itu, jika dilihat secara year on year (y-on-y), inflasi di Kalteng tercatat sebesar 0,28 persen, dan untuk tahun kalender (y-to-d) terjadi deflasi sebesar 1,00 persen.

Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti, dalam konferensi pers tersebut menjelaskan bahwa penurunan harga bulanan, terutama dipengaruhi oleh beberapa komoditas, seperti tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,38 persen, daging ayam ras dengan andil 0,24 persen, serta bawang merah yang menyumbang deflasi 0,07 persen. 

Selain itu, harga cabai rawit dan tomat juga turut berkontribusi pada penurunan harga sebesar 0,03 persen.

Namun, Agnes juga mencatatkan bahwa ada beberapa komoditas yang justru mengalami kenaikan harga, seperti emas perhiasan dengan andil inflasi 0,06 persen serta harga kangkung, beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM) dan bensin, yang masing-masing memberikan andil 0,03 persen.

Selain itu, secara spasial, seluruh kabupaten/kota di Kalteng mengalami deflasi pada Februari 2025. Di antaranya, deflasi terbesar tercatat di Sampit sebesar 0,63 persen, diikuti Kabupaten Kapuas yang mengalami penurunan harga sebesar 0,58 persen, Kabupaten Sukamara dengan deflasi sebesar 0,01 persen dan Kota Palangka Raya yang mencatat deflasi sebesar 0,36 persen. 

Penurunan harga ini dipengaruhi oleh komoditas yang sama, yakni tarif listrik, bawang merah, dan daging ayam ras.

Meski deflasi terjadi, beberapa fenomena yang terjadi pada Februari 2025 turut memengaruhi kestabilan harga, seperti diskon tarif listrik yang masih berlaku pada bulan tersebut dan penurunan harga daging ayam ras ke harga normal setelah sebelumnya mengalami kenaikan akibat lonjakan permintaan pada berbagai perayaan keagamaan.

Dalam kesempatan tersebut, Pelaksana Harian (Plh.) Karo Ekonomi Setda Kalteng, Fanny Kartika Octavianti, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah terus memantau dinamika harga bahan pokok. 

“Kami baru-baru ini melakukan inspeksi mendadak ke pasar, dan Alhamdulillah harga bahan pokok masih terjaga stabil,” kata Fanny. 

“Namun, kami tetap mengantisipasi potensi kenaikan harga, khususnya untuk daging ayam ras menjelang bulan Ramadan. Kami ingin memastikan, bahwa kebutuhan masyarakat tetap terjangkau,” sambungnya.

Fanny juga menyoroti potensi kenaikan harga cabai rawit dan cabai merah yang sering terjadi karena faktor cuaca dan masalah pasokan. 

“Harga cabai rawit misalnya, di Pasar Kahayan tercatat bisa mencapai Rp 140.000 per-kg,” tambahnya. 

“Pemerintah akan terus memantau perkembangan ini untuk memastikan harga tetap terkendali, terutama menjelang Ramadan,” tandasnya. (ifa/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *