Isen MulangKalimantan Tengah

Daerah Mesti Respon Serius Peringatan BMKG

35
×

Daerah Mesti Respon Serius Peringatan BMKG

Sebarkan artikel ini
Daerah Mesti Respon Serius Peringatan BMKG
RAKOR: Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko saat menghadiri secara virtual Rapat Koordinasi pengendalian Inflasi Tahun 2025 dan Pembahasan Antisipasi Cuaca Ekstrem pada Periode Idul Fitri 1446 H bersama Mendagri RI, Senin (10/3). (Foto: IFA/PE)

PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, menghadiri secara virtual Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 dan Pembahasan Antisipasi Cuaca Ekstrem pada Periode Idul Fitri 1446 H bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian dari Ruang Rapat Bajakah, Lantai II Kantor Gubernur, Senin (10/3).

Tito Karnavian menanggapi paparan dari Kepala BNPB, Suharyanto, terkait bencana yang sedang terjadi, terutama bencana hidrometeorologi yang disebabkan oleh air. 

Tito menginstruksikan agar segera dilakukan langkah-langkah antisipasi dan tidak membiarkan masyarakat bekerja sendiri.

“Negara harus hadir. Kehadiran negara terutama untuk jangka pendek, yakni kita harus tahu prediksi apa yang akan terjadi. Makin akurat prediksi, maka kita akan bisa mengantisipasi dan melakukan langkah-langkah untuk menekan dampak secara minimal,” ungkap Tito.

Tito juga menyebut langkah selanjutnya adalah mensiagakan kekuatan, bahkan jika perlu mengevakuasi.

“Dengan prediksi yang tepat dan langkah-langkah antisipatif, disitu lah hadirnya negara. Sambil kita menyelesaikan jangka panjang, mulai dari catchment area (daerah tangkapan air) yang berubah fungsi dari hutan menjadi komersial dan lainnya, bangunan yang perlu ditetapkan serta menyiapkan bendungan untuk menampung air yang mengalir ke daerah bawah, dan pelebaran sungai untuk memastikan aliran air tidak terhenti,” jelasnya.

Dalam paparannya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengungkapkan, bahwa hingga tanggal 10 Maret 2025, BNPB mencatat telah terjadi 614 bencana. 

Dari jumlah tersebut, mayoritas adalah bencana hidrometeorologi basah, yang meliputi 421 kali banjir, 103 kali cuaca ekstrem dan 58 kali tanah longsor. Bencana-bencana ini belum mencakup yang ditangani langsung oleh pemerintah daerah, seperti banjir kecil atau longsor di tingkat desa, RT atau RW.

Lebih lanjut, BNPB telah mengeluarkan surat edaran kepada BPBD se-Indonesia untuk langkah kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana banjir dan tanah longsor, terutama selama Ramadan dan Libur Idul Fitri 2025. Edaran ini berdasarkan informasi prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, memaparkan prediksi curah hujan untuk periode Maret hingga Mei 2025. 

Pada Maret 2025, curah hujan diprediksi berada pada kategori menengah hingga tinggi, dengan potensi hujan tinggi hingga sangat tinggi di pesisir Barat Sumatera, Sumatera Bagian Selatan, sebagian besar Jawa-Bali-NTB-NTT, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Papua bagian selatan. 

Di bulan April 2025, curah hujan umumnya berada pada kategori menengah, dengan potensi hujan tinggi di sebagian kecil Aceh, Jawa-Bali-NTB-NTT, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Papua Selatan. 

Pada Mei 2025, curah hujan diprediksi berada pada kategori rendah hingga menengah, dengan potensi hujan tinggi di beberapa daerah kecil di Jawa Barat, Kalimantan Timur, Maluku dan Papua.

“Saya berharap, seluruh stakeholders terus memantau perkembangan informasi cuaca dan peringatan dini dari BMKG melalui berbagai kanal, terutama aplikasi Info BMKG di ponsel, laman website BMKG, sosial media dan Call Center 196,” kata Dwikorita Karnawati.

Selain itu, informasi dan peringatan dini BMKG harus segera disebarkan kepada masyarakat, terutama di daerah rawan. Semua pihak harus siap siaga dan memastikan infrastruktur pengendalian banjir dalam kondisi baik serta memantau perkembangan indikator bencana seperti ketinggian/debit air, bendung atau indikator pergerakan lereng. 

Yuas Elko mengimbau, agar setiap daerah memaksimalkan upaya mitigasi dan kewaspadaan terkait dengan prediksi cuaca ekstrem yang disampaikan oleh BMKG. 

“Setiap daerah diharapkan, untuk memperhatikan dan merespons dengan serius peringatan dini cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG. Ini penting untuk mengurangi potensi dampak buruk cuaca ekstrem dan memastikan kesiapsiagaan masyarakat,” pungkas Yuas. (ifa/abe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *