TAMIANG LAYANG – Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) dijadikan momentum sebagai ajang sosialisasi dan optimalisasi fungsi keluarga di Indonesia dengan mengambil tema “Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting”.
Plt kepala DPPAkB Bartim, Rusdianur, Harganas merupakan perwujudan pentingnya arti keluarga terhadap upaya memperkuat ketahanan nasional.
Keluarga sebutnya, sebagai institusi terkecil dalam masyarakat merupakan pondasi penting awal pembangunan karakter bangsa.
“Perlu optimalisasi delapan fungsi keluarga, yakni: agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan,”katanya saat Peringatan Harganas.
Ditambahkannya, Harganas mesti menjadi ajang sosialisasi kepada keluarga untuk membantu percepatan penurunan stunting. Diketahui, saat ini angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen, sehingga masih ada target besar untuk capai angka stunting 14 persen pada 2024.
“Keluarga adalah tonggak pertama yang harus bisa mencegah terjadinya stunting melalui pencegahan sejak sebelum perkawinan, sampai 1000 hari pertama fase kehidupan,” timpalnya.
Menurut Rusdiqnur sejarah Hari Keluarga Nasional Hari Keluarga Nasional pertama kali digagas oleh ketua BKKBN di era Presiden Soeharto, yaitu Haryono Suyono. Gagasan ini disambut baik oleh pemerintahan kala itu dan mulai dirayakan sejak 1993. Pada 1993, Presiden Soeharto menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Harganas.
Selain peristiwa tersebut, tanggal 29 Juni juga bertepatan dengan momen dimulainya gerakan Keluarga Berencana (KB) Nasional atau hari kebangkitan keluarga Indonesia.
“Adapun tiga pokok pikiran terkait Harganas, yakni mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa, enghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa, membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera,”tandasnya. (ell/cen)