Kurangnya Minat Profesi Petani Sebabkan Panen Menurun

Kurangnya Minat Profesi Petani Sebabkan Panen Menurun
WAWANCARA : Sahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko saat diwawancarai awak media, Selasa (26/3/24). (IFA/PE)

PALANGKA RAYA – Penyebab melonjaknya harga beras, dinilai Staf Ahli (Sahli) Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko dipicu keterbatasan produk dalam negeri hingga kurangnya minat profesi petani.

Hal tersebut, disampaikan Yuas usai menghadiri acara gelar seni budaya Kalteng tahun 2024 dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) di UPT Taman Budaya Kalteng.

Ia mengatakan, jika berdasarkan data yang berkaitan dengan inflasi, mengenai melonjaknya harga beras. Menurutnya, karena beberapa faktor, diantarnya adalah keterbatasan produk dalam negeri mengingat terlambatnya musim tanam dan  faktor terjadinya El nino. Kendati demikian, kabar gembira, sekarang telah memasuki musim panen bagi Petani Kalteng.

“Memang kebutuhan nasional kita ada import dari luar negeri, Pemerintah Pusat yang melakukan kerjasama tersebut bukan Pemerintah Daerah, seperti import dari Negara Thailand, Vietnam, dan India,” ujarnya, Selasa (26/3/24).

Yuas menjelaskan, hanya beberapa merk beras yang mengalami kenaikan harga. Diantaranya adalah Mayang, Siam, sedangkan beras premium dan medium harga cenderung stabil dan normal.

“Kalau Pemprov selalu mengendalikan inflasi, mengingat saat-saat ini Petani Kalteng menghadapi musim panen, saya pikir harga pasaran beras khususnya tidak juga melonjak tinggi,” ucapnya.

Ia mengaku, kurangnya hasil panen, salah satu faktornya adalah kurangnya minat profesi Petani di Kalteng. Untuk itu, Pemprov melalui Dinas Ketahanan Pangan telah berupaya untuk mengerahkan seluruh kelompok tani.

“Apalagi ditambah Kalteng terpilih oleh Kementerian Pertanian (Kementan), untuk menjadikan Provinsi Kalteng Lumbung Pangan Nasional melalui program Upsus Optimasi Lahan dan Pompanisasi Sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN),” imbuhnya.

Seperti diketahui, Provinsi Kalteng telah mendapatkan alokasi kegiatan berupa Upsus Optimasi Lahan Rawa 2024 seluas 81.088 hektare, yang tersebar di 10 Kabupaten.

“Yakni Barito Selatan seluas 500 hektare, Barito Utara 350 hektare, Barito Timur 1.500 hektare, Kapuas 45.908 hektare, Pulang Pisau 21.453 hektare, Kotawaringin Barat 145 hektare, Kotawaringin Timur 4.217 hektare, Seruyan 2.473 hektare, Katingan 4.842 hektare, dan Gunung Mas 100 hektare,” pungkasnya. (ifa)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.