PALANGKA RAYA – Banyaknya tudingan negatif terhadap Rektor UPR Dr Andrie Elia, terkait proses penjaringan dan pemilihan rektor UPR selanjutnya, ditanggapi pria tersebut dengan senyuman.
“Saya dengar saja hal itu. Tapi hal itu tidak akan mempengaruhi kinerja saya. Tetap semangat untuk mengemban amanah sebagai rektor sampai terpilihnya rektor yang baru. Semua proses penjaringan hingga pemilihan kedepannya, adalah kewenangan panitia Pemilihan Rektor yang telah dibentuk oleh senat dan tertuang dalam Keputusan Senat UPR Nomor 42/Senat-UPR/2022,” tulis Rektor UPR Dr Andrie Elia saat dikonfirmasi melalui pesan WA, kemarin.
Kabar negatif yang dimaksud seperti dugaan, bahwa adanya setingan tidak baik dalam proses pemilihan rektor untuk periode 2022-2026. Bahkan ada yang mempersoalkan, jabatan Rektor UPR Dr Andrie Elia yang diangkat secara aklamasi oleh senat sebagai ketua senat UPR.
“Kabar tersebut menurut saya pribadi perlu di akomodir supaya tidak salah paham. Jangan hanya menyebarkan informasi yang tidak berdasar. Sampaikan kepada Dirjen Tinggi Kemendikbud atau kepada Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI) UPR Dr Ir Petrus Senas. Gunakan cara yang lebih santun ketimbang hanya menyebar informasi begitu,” katanya.
Bagi dirinya, menjadi Rektor bukan lah sekedar jabatan saja. Namun lebih kepada aksi nyata yang telihat dan dirasakan masyarakat. “Saya sangat yakin, proses perjuangan dengan upaya sungguh-sungguh, tulus dan ikhlas tidak akan menghianati hasil. Silahkan nilai sendiri kinerja saya sebagai rektor. Apakah penuh setingan atau memang tulus,” tulisnya.
Sementara itu, Ketua SPI UPR Dr Ir Petrus Senas MP saat dalam pemberitaan Koran ini, menyampaikan bahwa, terpilihnya DR Andrie Elua sebagai ketua senat adalah atas keputusan senat UPR sendiri.
Rapat senat yang digelar di aula Lantai 6 PPIIG UPR pada Kamis 7 Maret 2022. Dihadiri oleh 40 anggota senat UPR, Badan Eksekutif Mahasiswa dan perwakilan Dosen. (rul/abe)