/

Warga Tewas di Lahan Sengketa

Warga Tewas di Lahan Sengketa--
TEWAS: Korban tewas akibat konflik sengketa lahan yang terjadi antara Alpin Lawrence-Hok Kim alias Acen. (Ist)

PALANGKA RAYA – Bentrok berdarah terjadi di lahan kebun Sengketa Alpin Lawrence-Hok Kim alias Acen antara warga dan oknum massa bayaran di Desa Pelantaran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Senin (11/9/2023) siang.

Satu orang meninggal dunia dan empat dikabarkan terluka dalam insiden berdarah tersebut.  Kuasa Hukum masyarakat Desa Pelantaran, Ornela Monty, turut menyesalkan terjadinya aksi penganiayaan berat atau pembunuhan yang menimpa warga tersebut.

Berdasarkan informasi yang diterima, massa diduga bayaran Hok Kim alias Acen mulai datang pada malam hari dan bertambah banyak pada pagi harinya. Sedangkan kedua korban adalah masyarakat yang ketinggalan di dalam dan kemudian diduga diserang oleh oknum massa.

“Kami menyesalkan adanya kejadian ini, padahal sedang ada proses hukum,” katanya.

Ia menuturkan, masyarakat di sekitar kebun sawit sengketa sangat merasa terganggu dengan adanya oknum massa diduga bayaran tersebut. Hingga berujung pada kejadian berdarah ini.

“Kita lagi proses untuk melaporkan ke kepolisian malam ini juga. Kami melaporkan dengan pasal penganiayaan berat mengakibatkan meninggal dunia atau bisa jadi pembunuhan berencana. Nantinya biar aparat yang menentukannya,” tegas Ornela.

Terkait video yang ramai beredar di media sosial adanya puluhan warga yang masuk ke dalam kebun dan bersitegang dengan oknum massa, Ornela menegaskan jika video tersebut sudah lama. Video diambil pada 17 Agustus 2023 lalu. Sehingga jika ada pernyataan yang menyebutkan masyarakat menyerbu masuk ke dalam kebun hari ini adalah berita bohong.

“Itu video lama yang terjadi sekitar 17 Agustus 2023 lalu. Sehingga tidak ada penyerangan,” tegasnya.

Informasi di lapangan, warga yang meninggal dunia pada insiden berdarah di kebun sawit sengketa Alpin Lawrence-Hok Kim diketahui bernama Saudi, dan rekannya Pani mengalami luka di bagian lengan. Sedangkan di pihak sebelah, yakni massa diduga bayaran Acen terdapat tiga orang dikabarkan terluka akibat senjata tajam.

Sementara itu, Camat Cempaga Hulu, Ubaidillah, mengatakan masih belum mengetahui secara pasti bagaimana permasalahannya sehingga terjadi konflik antar massa.

“Saya belum mengetahui pasti secara jelas kronologinya,” ucapnya.

Kapolres Kotim, AKBP Sarpani, mengatakan bahwa kondisi di lapangan sudah aman dan kondusif. Namun pihaknya masih tetap melakukan pengamanan.

“Sudah aman dan kondusif. Anggota masih melakukan penjagaan di lapangan,” katanya.

Sementara Ketua II DAD Kalteng, Yansen Binti, meminta seluruh penegak hukum dalam hal ini Polri dibantu dengan TNI agar dapat tegas untuk dapat menguasai lokasi tersebut. Ia juga sudah menyarankan proses hukum positif.

“Gunakan hukum positif saja. Jadi jangan ada pengerahan-pengerahan massa. Jangan sampai ada yang menggoreng sana sini yang nantinya dapat menimbulkan kesalahpahaman, sehingga memunculkan perpecahan dan tidak tentram antara sesama,” katanya saat dihubungi, Selasa (12/9/2023).

Ia juga berharap seluruh masyarakat dan pihak yang ada kaitannya disitu untuk dapat menahan diri. Serahkan semuanya penanganan itu kepada aparat penegak hukum dan negara serta lembaga adat.

“Negara kita minta hadir disitu, jadi jangan sampai dibiarkan video-video yang beredar sehingga ada yang menggorengnya. Apalagi ini sudah memasuki tahun politik, ditakutkan ada pihak-pihak yang mencari keuntungan. Kita sebagai masyarakat di daerah ini ikut bertanggung jawab,” ucapnya.

Terpisah, Ketua DAD Kalteng, Agustiar Sabran, mengatakan bahwa kasus tersebut jangan sampai terjadi lagi di Bumi Pancasila, Tanah Berkah, Kalteng dan meminta semua pihak untuk dapat menahan diri serta terus menjaga kerukunan sesuai Falsafah Huma Betang.

“Sebagai Ketua DAD Kalteng dan secara pribadi, saya sangat menyayangkan adanya peristiwa berdarah di Desa Pelantaran, Kotim yang terjadi pada 11 September 2023. Peristiwa Ini tidak boleh terulang lagi,” kata Agustiar Sabran. (rdo/cen)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.