SAMPIT – Modus penipuan dengan menggunakan akun palsu yang mengatasnamakan pejabat di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kembali terjadi.
Kali ini, nama Pjs Bupati Kotim, H Shalahuddin dan salah satu pejabat di Kotim digunakan oknum tak bertanggung jawab untuk menipu sejumlah masyarakat untuk kepentingan tertentu di media sosial Facebook dan Whatsapp.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kotim, Marjuki, melalui Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik, Agus Priadani menghimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap keberadaan akun palsu yang mengatasnamakan bupati tersebut.
“Akun yang menggunakan nama dan foto Pjs Bupati Kotim dengan nama akun Haji Shalahuddin serta nomor WA pejabat Kotim 081349804466, kami ingatkan itu bukan milik Pjs Bupati Kotim dan pejabat. Untuk itu, kami mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati jika menerima kontak atau komunikasi dari akun tersebut,” tegas Agus, Selasa (19/11/2024).
Adanya akun palsu tersebut, beberapa masyarakat melaporkan telah menjadi korban penipuan. Yang mana, setelah mereka berkomunikasi dengan akun tersebut, korban mengalami peretasan akun WA.
Dalam hal ini, Diskominfo Kotim menyadari bahwa mereka tidak memiliki kewenangan untuk langsung menindak akun palsu tersebut. Namun, pihaknya telah melakukan pelapor akun tersebut melalui aduankonten.id ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
“Kami telah melakukan aduan konten ke Kementerian. Sekali lagi, kami ingatkan kepada masyarakat agar selalu melakukan verifikasi terhadap pesan-pesan yang mencurigakan. Jangan sembarangan memberikan informasi pribadi kepada orang atau akun yang tidak dikenal,” jelasnya.
Agus juga mengingatkan kembali apabila ada masyarakat yang menerima pesan yang mencurigakan yang mengatasnamakan pejabat, seperti permintaan bantuan dan memberi bantuan langsung melalui chat pribadi sudah dipastikan itu merupakan modus penipuan.
“Kami meminta agar masyarakat tidak terjebak oleh permintaan yang dilakukan oleh akun palsu ini. Bijaklah dalam menggunakan media sosial dan jangan mudah percaya dengan pesan yang mencurigakan,” pungkasnya. (pri)