PALANGKA RAYA – Program-program strategis daerah bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, serta peningkatan dan pengembangan ekonomi, terus menjadi fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) Khusus di bidang pendidikan.
Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran memandang bahwa sektor ini merupakan sektor penting dan strategis dalam mempersiapkan generasi muda Kalteng untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul, memiliki daya saing di era kompetitif saat ini.
Disamping program pemenuhan sarana prasarana utama, Pemprov Kalteng melalui Dinas Pendidikan terus melakukan adaptasi era teknologi, dengan percepatan digitalisasi pada unit satuan pendidikan yang menjadi kewenangan Pemprov.
“Adaptasi era teknologi itu diantaranya dengan penyediaan jaringan internet starlink, juga papan tulis interaktif berbasis digital,” ujarnya.
Berbagai program unggulan di sektor Pendidikan tengah berjalan seperti Tabungan Beasiswa (TABE ) Berkah bagi 20 ribu mahasiswa kurang mampu masing-masing sebesar 7,5 juta rupiah, program sekolah gratis bagi 97 ribu siswa SMA,SMK, dan SLB, program kuliah gratis bagi 10 ribu mahasiswa Kalteng pada 32 Perguruan Tinggi negeri maupun swasta di Provinsi Kalteng.
“Melalui program ini seluruh lulusan SMA maupun SMK dapat melanjutkan pendidikan tanpa terkendala biaya, baik di tingkat sekolah menengah hingga Perguruan Tinggi,” ucapnya.
Gubernur menyebut, bahwa program tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anak Kalteng yang tidak bersekolah maupun kuliah, dengan alasan terkendala biaya.
“Kita sudah hitung dengan cermat, melalui program sekolah dan kuliah gratis ini, orang tua tidak terbebani sehingga anak-anaknya bisa fokus sekolah maupun kuliah, tanpa kekhawatiran masalah biaya, karena sudah ditanggung oleh Pemprov Kalteng,” jelasnya, Senin (25/11/24).
Lebih lanjut ia mengatakan pada momentum HUT PGRI dan Hari Guru nasional 25 November 2024 ini, merupakan tonggak penting bagi kebangkitan pendidikan di Kalteng.
Menurutnya sektor pendidikan merupakan sektor strategis dalam membangun generasi unggul, terlebih Kalteng beririsan dengan Ibu Kota Nusantara.
“Pembangunan di bidang pendidikan ini kita tidak bisa hanya melihat satu sisi pada peserta didik saja, tetapi sarana prasarana serta kesejahteraan guru juga menjadi perhatian serius. Kita mengapresiasi para guru yang bertugas di daerah terpencil dengan memberikan tambahan penghasilan khusus sebesar Rp 3 juta, dan guru yan bertugas di perkotaan sebesar Rp 2 juta, serta kenaikan gaji bagi guru tidak tetap sebesar Rp 3,2 juta,” tambah Sugianto Sabran.
Sebagai informasi, pada jambore pendidikan beberapa waktu lalu telah diserahkan dana BOSDA sebesar Rp 12,7 miliar, 63 unit panel surya senilai Rp 6,1 milyar untuk sekolah yang saat ini belum terjangkau listrik, dan Rp 3 miliar untuk pemenuhan akses internet melalui pengadaan starlink.
Dalam rangka peningkatan kesejahteraan guru, pemprov kalteng juga telah memprogramkan dan sudah berjalan, yaitu membangun 5.000 unit rumah guru Berkah dengan DP nol persen.
“Ketika melakukan kunjungan kerja ke daerah, banyak saya temukan para guru kita belum memiliki rumah hunian yang layak, untuk itu dengan program 5.000 unit rumah guru ini diharapkan para pahlawan tanpa tanda jasa ini, bisa menikmati kehidupan yang nyaman dengan memiliki rumah hunian yang layak,” pungkas Gubernur.
Di tempat terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalteng, Katma F. Dirun menanggapi pernyataan beberapa pihak yang menyebut bahwa anggaran sektor pendidikan Pemprov Kalteng tidak mencapai 20 persen dari APBD, ia merasa heran dan mempertanyakan sumber data dari mana yang digunakan.
“Anggaran untuk sektor Pendidikan itu merupakan amanat undang-undang dan merupakan mandatory spending yang harus terpenuhi. Pada tahun 2024 ini APBD Kalteng Rp 10,2 triliun, artinya 20 persen dari APBD adalah anggaran Pendidikan,” bebernya. (ifa)