PANGKALAN BUN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melalui Bidang Sumber Daya Air terus berkomitmen meningkatkan pengelolaan sumber daya air yang efektif. Salah satu komitmen yang diupayakan melalui kegiatan Ekspose Laporan Antara Data Base Peta Hidrologi (Sumber Daya Air Permukaan).
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi dari amanat UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air dan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Kedua regulasi tersebut menggarisbawahi pentingnya peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta memberikan kenyamanan daerah permukiman, terutama di sekitar sempadan sungai.
Kepala Dinas PUPR Kobar melalui Kepala Bidang Sumber Daya Air, Netty Juniarty Nengsih menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya air yang efektif memerlukan data yang akurat dan mutakhir. Untuk itu, diperlukan survei dan investigasi yang akan memperbaharui sistem data.
“Survei dan investigasi sungai diadakan guna memperbarui sistem data dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS). Teknologi GIS ini akan menjadi basis data peta hidrologi,” ucapnya.
Diungkap Netty, saat ini data yang tersedia sebagian besar berasal dari informasi lama yang akurasinya mungkin tidak lagi sesuai dengan kondisi terkini. Dengan adanya teknologi GIS diharapkan dapat mendukung proses perencanaan pembangunan di Kabupaten Kobar.
“Penyusunan data base peta hidrologi melalui teknologi GIS diharapkan dapat memberikan landasan yang lebih kuat dalam pengelolaan sumber daya air permukaan,” tukasnya.
Kegiatan Ekspose ini sukses diikuti oleh 30 peserta yang mana mengundang narasumber utama Supadi, seorang tenaga ahli dari CV Panca Sarana Utama. Netty mengatakan, kegiatan tersebut menjadi langkah penting dalam upaya mengembangkan potensi sumber daya hidrologi.
“Kegiatan ekspose ini juga untuk memastikan pemanfaatan yang berkelanjutan dengan mendorong keterlibatan berbagai pihak agar menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang mendukung keseimbangan ekosistem di daerah,” pungkasnya. (fit)