PALANGKA RAYA – Deputi Kepala Perwakilan BI Kalimantan Tengah, Ardian Pangestu menyampaikan, pada triwulan IV 2024, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diharapkan masih tetap stabil cenderung meningkat dibanding triwulan III 2024.
“Kami memperkirakan kemungkinan pertumbuhan pada rentang 4,185,18% (yoy) Hal ini terutama ditopang oleh pertumbuhan konsumsi sering masuknya momen nataru, tahun politik, maupun akselerasi belanja pemerintah,” ucapnya, Jumat (29/11/2024).
Ia menjelaskan, bahwa laju inflasi Kalimantan Tengah sepanjang tahun 2024 terkendali pada tingkat yang rendah yakni sebesar 1,45% (yoy) pada triwulan III 2024. Atas kinerja ini, pihaknya memberikan apresiasi, atas kolaborasi bersama Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Kalimantan Tengah, seluruh jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta instansi vertikal terkait yang dengan kesungguhan dan intensitas tinggi telah melakukan langkah-langkah pengendalian inflasi yang diperlukan.
“Meskipun sejak Oktober 2024 tekanan inflasi pangan kembali meningkat, inflasi Kalimantan Tengah tahun 2024 diprakirakan berada pada rentang 1,002,00% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi pada tahun 2023,” ungkapnya.
Berdasarkan IMF, pertumbuhan ekonomi 2025 secara global diprakirakan akan tumbuh stabil dibandingkan tahun 2024, yakni 3,2%. Ekonomi global pada tahun 2025 diprakirakan masih akan dibayangi oleh berbagai risiko dan tantangan.Inflasi global juga terpantau mengalami penurunan karena pelonggaran gangguan pasokan, efek pengetatan kebijakan moneter yang membatasi permintaan, dan normalisasi pasar tenaga kerja.
“Di tengah risiko dan tantangan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Kalteng pada tahun 2025 diharapkan dapat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun ini,” lugasnya.
Kinerja produksi batu bara Kalteng diprakirakan akan tetap tumbuh positif seiring peningkatan target produksi batu bara nasional. Sektor pertanian diprakirakan akan tetap tumbuh terjaga seiring berakhirnya El-Nino dan pengembangan benih unggulan. Membaiknya input bahan baku CPO diharapkan mendorong pertumbuhan di sektor industri pengolahan.Dari sisi inflasi, tekanan inflasi pada tahun 2025 diperkirakan akan lebih tinggi dan mampu mencapai target inflasi nasional 2,5±1% (yoy). Hal ini didukung oleh kenaikan harga energi akibat ketegangan geopolitik Timur Tengah dan masih tingginya harga emas sebagai aset safe haven.
“Bank Indonesia Kalimantan Tengah sebagai bagian dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) turut menjaga tingkat inflasi yang terkendali,” ujarnya.kolaborasi apik antara Bank Indonesia, Pemda, Bulog dan berbagai unsur dalam TPID, baik dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), kebijakan pasar penyeimbang, ratusan kali operasi pasar, sidak dan kunjungan pasar, rapat koordinatif dan berbagai upaya lainnya.Selain itu, Bank Indonesia Kalimantan Tengah juga sebagai bagian dari Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) turut serta mendorong inovasi, dan pecepatan implementasi Elektronifikasi Transasksi Pemerintah Daerah (ETPD) sehingga pada tahun 2024 seluruh Pemda di wilayah Kalimantan Tengah telah mendapatkan kategori Digital.
“Bank Indonesia Kalimantan Tengah juga terus mengupayakan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap Uang Rupiah layak edar,” tandasnya.
Salah satu langkah strategis melalui kegiatan Kas Keliling dalam rangka memastikan ketersediaan Uang Rupiah layak edar dalam jumlah dan pecahan yang memadai. Bank Indonesia Kalimantan Tengah juga terus melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai Cinta Bangga Paham Rupiah. (rdi)