PALANGKA RAYA – Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Agustiar Sabran bersama dengan sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) setempat, membuka dapur umum untuk membantu korban banjir yang melanda beberapa wilayah di Kota Palangka Raya, khususnya di kawasan Pasar Kahayan.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan kepada masyarakat yang terdampak banjir dan menunjukkan kepedulian terhadap sesama.Agustiar menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk berbagi kasih dan kebersamaan, meskipun dengan bantuan yang terbatas, namun diharapkan dapat meringankan beban para korban.
“Kegiatan ini kami lakukan bukan pertama kali. Ini sudah menjadi tradisi kami sejak lama, bahkan hampir setiap tahun. Tergantung musibah banjir, kami akan turun membantu. Tahun ini saja, kami sudah beberapa kali melakukan kegiatan serupa,” ungkap Agustiar kepada awak media, Rabu (4/12/24).
Menurut informasi yang diterima, banjir kali ini melanda beberapa titik di Palangka Raya, termasuk kawasan Flamboyan Puntun, Pasar Kahayan, dan Pahandut Seberang. Dari data yang ada, pihak DAD Kalteng bersama Ormas telah mendistribusikan bantuan berupa makanan olahan dan bahan pokok lainnya di kawasan Pasar Kahayan sebanyak 5.000 hingga 6.000 paket.
Belum lagi distribusi bantuan yang juga dilakukan di Flamboyan Puntun dan Pahandut Seberang, yang masing-masing mendapatkan bantuan serupa.Sebagai bentuk kepedulian, selain mendirikan dapur umum, mereka juga membagikan 600 dus Supermi untuk memenuhi kebutuhan pangan warga yang terdampak. Kegiatan berbagi ini, menurut Agustiar, akan terus berlangsung, mengingat banyaknya warga yang membutuhkan bantuan.
“Kami tidak hanya mendirikan dapur umum, tetapi juga membagikan Supermi hingga 600 dus. Kegiatan ini akan terus berjalan selama banjir masih terjadi, dan warga membutuhkan makanan,” tambah Agustiar.
Lebih lanjut, Agustiar menyampaikan harapan agar pemerintah daerah dapat melakukan tindakan preventif untuk mengatasi masalah banjir yang sering terjadi di beberapa wilayah. Salah satunya adalah dengan melakukan relokasi warga yang tinggal di daerah rawan banjir ke lokasi yang lebih aman, serta melakukan normalisasi sungai-sungai yang sering menyebabkan pendangkalan.
“Saya berharap agar pemerintah daerah dapat segera merelokasi warga yang tinggal di daerah rawan banjir. Relokasi ini penting agar mereka tidak terus-menerus terkena dampak banjir. Tidak ada yang tidak mungkin, tinggal koordinasi antara pemerintah pusat, kabupaten, kota, dan provinsi untuk menentukan lokasi yang tepat,” ujar Agustiar.
Pentingnya normalisasi sungai juga menjadi perhatian utama Agustiar, karena aliran sungai yang terhambat atau dangkal seringkali menjadi penyebab utama banjir yang melanda kawasan tersebut.
“Normalisasi sungai harus dilakukan secara serius. Ini menjadi langkah penting agar banjir tidak terus-menerus terjadi. Musibah banjir memang bisa dipengaruhi oleh faktor alam, namun untuk banjir yang terjadi di Kalteng, saya rasa dengan upaya relokasi dan penataan wilayah yang lebih baik, kita bisa mengurangi dampaknya,” tandasnya. (ifa/nur)