SUKAMARA – Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan Setda Sukamara, Arif Rahman Hakim, mengimbau kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), diantaranya camat, kades, lurah dan perusahaan serta kader posyandu, BKB, TPK untuk dapat mendukung pelaksanaan pendataan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), berlangsung selama 40 hari.
“Saya ingatkan juga terkait keakuratan dan keterpaduan data dalam sistem pelaporan. Hal tersebut penting, agar tidak terjadi kekeliruan dalam analisis data dan permasalahan sebagai dasar perencanaan intervensi. Sebab dengan data yang akurat, kita dapat merencanakan program dan kegiatan yang lebih efektif dan tepat sasaran,” ujar Arif.
Arif menjelaskan, gambaran status gizi Kabupaten Sukamara menurut SSGI pada tahun 2022 menjadi 21,8 persen, dibandingkan tahun 2021 24,7 persen atau turun menjadi 1,5 persen.
“Persentase ini masih belum mencapai target berdasarkan capaian di tahun 2024. Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 Kabupaten Sukamara mengalami kenaikan angka prevalensi stunting menjadi 29,1 persen atau mengalami kenaikan 7,3 persen, harapannya pada tahun 2024 angka stunting di Kabupaten Sukamara turun lebih signifikan,” jelasnya.
“Oleh karena itu, mari bersama-bersama kita berkomitmen dalam menurunkan angka prevalensi stunting dengan melakukan langkah-langkah strategis,” ujarnya.
Arif menuturkan, menjadi komitmen dan tugas pihaknya dalam membangun sinergi, kolaborasi yang kuat dan keterlibatan semua pihak untuk menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman stunting.
“Oleh karenanya, tantangan ini tentunya harus kita tangani secara baik, terukur, terarah dan akuntabel. Melalui kerja nyata, kerja tuntas, kerja cerdas dan kerja berkualitas dengan membangun sinergi, kolaborasi dan akselerasi semua pihak, baik itu masyarakat, swasta, organisasi non pemerintah, dunia usaha, dunia kerja serta pihak-pihak lainnya, agar kita tetap bisa membangun generasi masa depan menjadi generasi yang unggul, berdaya saing dan berkualitas,” pungkasnya. (iza/abe)