
RAKOR: Sahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko ikuti rakor pengendalian inflasi secara virtual, Senin (6/1). (Foto: IST)
PALANGKA RAYA – Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan, Yuas Elko, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Tito Karnavian, secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, Kantor Gubernur, Senin (6/1).
Rakor ini menjadi platform penting untuk memantau dan mengendalikan laju inflasi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kalteng.
Dalam rapat yang dihadiri oleh berbagai perwakilan pemerintah daerah dari seluruh Indonesia ini, Tito Karnavian memberikan penjelasan terkait perkembangan inflasi nasional dan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengendalikannya.
Dalam arahannya, Tito mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan inflasi bulan ke bulan (Month-to-Month) yang tercatat sebesar 0,44 persen pada Desember 2024, lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yaitu 0,3 persen pada November 2024.
“Penyumbang terbesar terhadap kenaikan inflasi ini berasal dari sektor makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami kenaikan sebesar 1,33 persen,” jelas Tito dalam rapat yang digelar secara virtual.
Ia juga menyebutkan bahwa kenaikan inflasi tersebut dipicu oleh adanya perayaan besar nasional, seperti Natal dan Tahun Baru, yang menyebabkan permintaan terhadap barang-barang konsumsi, terutama makanan dan minuman, meningkat secara signifikan.
Meskipun terjadi kenaikan inflasi tersebut, Tito Karnavian menegaskan bahwa angka inflasi di Indonesia tetap terkendali.
“Untuk inflasi Year-on-Year, ada sedikit kenaikan dari 1,55 persen menjadi 1,57 persen. Namun, angka ini masih berada dalam target pemerintah pusat, yang menyasar inflasi antara 1,5 persen hingga 3,5 persen, dengan angka ideal di 2,5 persen ± 1 persen. Meskipun ada kenaikan harga barang dan jasa, dampaknya tidak memberatkan masyarakat,” imbuh Tito.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, yang turut hadir dalam rakor tersebut menyampaikan, informasi terbaru mengenai Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Indonesia.
Ia menjelaskan, bahwa pada minggu pertama Januari 2025, tercatat ada 36 provinsi yang mengalami kenaikan IPH, satu provinsi yang mengalami penurunan dan satu provinsi lainnya yang IPH-nya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya.
“Komoditas yang memberikan andil kenaikan IPH yang relatif besar pada minggu pertama Januari 2025 adalah cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras dan daging ayam ras,” ujar Amalia.
Data yang disampaikan oleh Amalia menunjukkan, bahwa harga cabai merah mengalami kenaikan signifikan sebesar 32,52 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2024.
Selain itu, harga telur ayam ras juga naik sebesar 3,78 persen, daging ayam ras naik 2,50 persen, dan cabai rawit naik sebesar 29,12 persen.
Menghadapi situasi ini, Yuas Elko yang mengikuti rakor secara virtual, langsung merespon dengan meminta agar seluruh Perangkat Daerah di Kalteng untuk terus melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah pengendalian inflasi yang telah dilaksanakan selama ini.
“Kami harus selalu melakukan evaluasi untuk memastikan langkah-langkah pengendalian inflasi berjalan dengan baik, terutama di tingkat daerah. Inflasi yang stabil di Kalteng pada tahun 2024 adalah hasil kerja keras kita bersama dan kita harus menjaga keberhasilan ini,” jelasnya.
Selain itu, Yuas menegaskan, bahwa program-program pengendalian inflasi yang telah berjalan, seperti pasar murah dan pasar penyeimbang, harus tetap dilanjutkan di tahun 2025.
“Harapan kami, program-program seperti pasar murah dan pasar penyeimbang tetap dapat berlanjut untuk menjaga kestabilan harga dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan pokok dengan harga yang wajar,” imbuhnya. (ifa/abe)