PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) bertekad untuk terus mengendalikan harga bahan pokok di daerahnya dengan melanjutkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) pada tahun 2025. Program yang telah terbukti efektif pada tahun 2024 ini, bertujuan untuk membantu masyarakat, terutama kalangan berpenghasilan rendah, dalam menghadapi lonjakan harga sembilan bahan pokok (sembako) di pasar tradisional.
Pada tahun 2024, GPM menjadi salah satu upaya yang berhasil mengurangi beban masyarakat di tengah ketidakstabilan harga sembako. Program ini difasilitasi oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), yang berperan sebagai penggerak utama dalam distribusi bahan pokok dengan harga terjangkau.
Sofia, salah seorang warga yang turut merasakan manfaat dari program ini, mengungkapkan betapa besar bantuan yang diberikan oleh kegiatan GPM.
“Bagi kami yang mencari harga bahan pokok yang lebih terjangkau, program ini sangat membantu. Harga sembako di pasar tradisional memang melonjak, tetapi GPM memberikan alternatif harga yang lebih murah,” ujarnya, Sabtu (4/1).
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalteng, Elpiansyah mengungkapkan bahwa program GPM akan tetap dilaksanakan pada tahun 2025. Menurutnya, program ini telah terbukti efektif dalam membantu masyarakat serta berkontribusi dalam menekan inflasi, yang menjadi perhatian utama Gubernur Kalteng.
“Selama tahun 2024, kami melihat dampak positif dari GPM. Kami berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan serupa di tahun 2025,” kata Elpiansyah.
Lebih lanjut, Elpiansyah menyatakan bahwa keberlanjutan program GPM akan melibatkan Bulog serta distributor bahan pokok lainnya, untuk memastikan pasokan yang lancar dan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
“Ini juga sejalan dengan visi Gubernur Kalteng yang ingin menciptakan kesejahteraan yang lebih merata bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang berpenghasilan rendah,” tambahnya.
Selain itu, kegiatan GPM juga menjadi ajang harapan bagi masyarakat, seperti yang disampaikan oleh Sofia. Dia berharap program ini akan terus berlanjut dan dapat meningkatkan frekuensinya, mengingat tingginya permintaan dari konsumen yang merasakan langsung manfaatnya.
“Saya berharap Pemerintah Daerah dapat mempertahankan program ini dan bahkan meningkatkan frekuensinya menjadi sebulan sekali. Dengan begitu, semakin banyak masyarakat yang dapat terbantu, terutama mereka yang membutuhkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau,” tutup Sofia. (ifa/abe)