Solusi Digital untuk Pedagang Tradisional
Berbagai kisah pilu menerpa para pedagang yang berjualan di pasar tradisional. Kian hari, pelanggan tampak sepi di tengah gelombang digitalisasi.
SEMPAT menjadi pusat perekonomian di Kota Palangka Raya, Pasar Kahayan kini tampak tak seramai tempo dulu. Meskipun berada di tengah kota, namun pengunjung tak seramai seperti biasa, Hal tersebut diungkapkan Ahmad (34), warga Jalan Mendawai, pemilik toko sembako arah pintu masuk belakang Pasar Kahayan.
Setiap pagi sebelum fajar menyingsing, ia bersama ibunya sudah berangkat bersama menuju lapak jualan. Untuk bergegas menyusun barang sembako jualannya di depan toko.
Menurut Ahmad, beberapa tahun terakhir lapak sepi pembeli sehingga berpengaruh ke pendapatan. Yang biasanya jutaan, kini hanya ratusan ribu. “Kehadiran pasar daring tentu berdampak kepada kita signifikan pedagang tradisional,” ucapnya, Minggu (27/420/25).
Untuk menyiasati itu, kata Ahmad, ia juga akan ikut andil dalam pasar digital yang digunakan sebagian lapak di Pasar Kahayan. “Saat ini saya belum bergabung di pasar.id. Namun sebelumnya, tim Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah melakukan sosialisasi terkait marketplace pasar.id tersebut. Informasinya dikelola oleh raksasa perbankan di Indonesia,” ungkapnya.
Saat mendapatkan penawaran dari BRI, ia mengaku akan ikut andil berpartisipasi, masih dalam tahap proses. “Karena sudah masuk era digitalisasi, kita harus siap berpartisipasi, seperti bergabung di pasar.id,” tegasnya.
Sementara itu, Pemimpin BRI Kantor Cabang Palangka Raya Sari Wahono mengatakan pasar.id merupakan aplikasi BRI untuk membantu para pedagang pasar guna menjangkau pembeli lebih luas. Tercatat sudah ada 31 pedagang di Palangka Raya yang bergabung di pasar.id.
Diketahui, bahwa pasar.id sebelumnya telah diluncurkan pada Juni 2020. Dia berharap, bisa menjadi alternatif pembelian secara online, yang menyediakan bahan makanan kebutuhan rumah, dapur serta lainnya.
“Khususnya di Kota Palangka Raya sudah ada sebagian pedagang yang sudah terdaftar, dalam web pasar.id. Namun belum secara keseluruhan,” katanya.
Diungkapkannya, bahwa di era digitalisasi ini pedagang diminta untuk melek digitalisasi. Sebab saat ini sudah hadir berbagai aplikasi penunjang jual beli secara online.
Saat ini, banyak pedagang yang beralih ke penjualan online, untuk menjaga eksistensi dan menjangkau lebih banyak pelanggan. “Aplikasi ini disediakan secara gratis dengan tujuan untuk mempermudah pedagang pasar,” jelasnya.
Ia menambahkan, berdasarkan survei di lapangan aplikasi memberikan keuntungan besar. Sebagian orang tidak perlu repot-repot pergi ke pasar untuk berbelanja. “Cukup pesan dari rumah kemudian kurir yang terhubung akan melakukan pengantaran barang pesanan,” tambahnya.
Ia juga membeberkan, untuk bergabung di aplikasi ini sangat mudah. Pedagang pasar hanya perlu memiliki rekening BRI dan aplikasi BRImo. Tidak diperlukan deposit dan transaksi akan dilakukan melalui aplikasi BRImo.
Implementasi web pasar.id diungkapkannya, adalah bagian dari bukti fokus BRI, untuk terus meningkatkan manajemen antar BRI, pelaku UMKM untuk membangun ekosistem digital pasar.
“Kemudian kabar baiknya lagi, melalui aplikasi marketplace ini juga kami berupaya membuka lapangan pekerjaan baru untuk pengemudi atau kurir ojek di sekitaran pasar untuk menjadi kurir pesan-antar belanja, khususnya di Palangka Raya. Tahap ini masih proses pengembangan,” tandasnya.
Berdasarkan informasi, BRI telah mendigitalisasikan 4.547 titik pasar di Indonesia, termasuk di Kalimantan Tengah.
Program website pasar.id memberikan aktivitas ekonomi pasar baru, selain berdampak pada pedagang, kehadiran pasar.id tersebut memberi manfaat bagi tukang ojek pangkalan sekitar pasar sebagai kurir penghantar barang dagangan.
Di tempat terpisah, Aldi–salah satu kurir aktif di Kota Palangka Raya saat berbincang dengan awak koran ini mengaku menyambut baik langkah proses perkembangan pasar.id di Pasar Kahayan.
“Sebagai kurir antar jemput makanan dan lainnya tentu kita menyambut baik. Sebab hal ini kabar baik menambah lapangan pekerjaan kita,” terangnya.
Menurut dia, saat ini terdapat berbagai jasa antar jemput. Mulai dari aplikasi dan hanya melalui aplikasi WhatsApp pribadi. “Kadang kita menjadi kurir ganda di beberapa jasa kurir. Alhamdulillah. Jika ini sudah benar-benar sudah jalan, juga membantu kurir atau ojek di sekitaran kawasan tersebut,” akuinya.
Hal senada juga diutarakan Sari, warga Jalan Antang. Dia mengaku telah berlangganan beberapa tahun terakhir membeli daging di pasar.id.
“Pada tahun 2022 kita telah berlangganan pembelian daging di marketplace pasar.id, lokasi Pasar Kahayan. Alhamdulilah karena saya sibuk berkerja terkadang tidak memiliki waktu untuk belanja ke pasar. Dengan kehadiran pasar.id tentu sangat membantu,” bebernya.
Dijelaskannya, pasar.id juga menyediakan aneka jualan lainnya. Seperti sayur-sayuran, daging ayam, telur, sembako, bahkan toko kelontong juga tersedia.
“Saya beberapa kali membeli perlengkapan dapur, seperti gelas plastik, piring plastik dan lainnya. Hanya saja tidak ada makanan siap saji,” celetuknya.
Meskipun belum semua pedagang bergabung, kata Sari, di pasar.id menurutnya, yang terdaftar saat ini sudah memenuhi kebutuhan setiap pelanggan sehari-hari.
“Menurut saya sebagian saat ini telah bergabung sudah memenuhi kebutuhan dapur. Semoga di era digitaliasi ini pasar.id juga mampu merangkul para pedagang tradisional untuk melek digitalisasi,” harapnya. (*)