Utama

Empat Ribu Warga Seruyan Masuk Kategori Miskin Ekstrem

1550
×

Empat Ribu Warga Seruyan Masuk Kategori Miskin Ekstrem

Sebarkan artikel ini
Empat Ribu Warga Pembuang Miskin Ekstrem
Wakil Ketua I DPRD Seruyan Harsandi.

Pemerintah akan Manfaatkan Program Plasma Sawit sebagai Solusi Pengentasan Kemiskinan

PALANGKA RAYA – Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Seruyan tahun 2024 mengalami kenaikan 3,46 ribu dibanding tahun sebelumnya.

Meskipun mengalami kenaikan, Seruyan justru meraih penghargaan terbaik II untuk penurunan tingkat kemiskinan tertinggi di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, angka penduduk miskin di Seruyan mencapai 145,63 ribu orang atau sekitar 5,17 persen. Maksudnya dari total jumlah penduduk di Kabupaten Seruyan, 5,17 persennya berada di bawah garis kemiskinan.

Jumlah penduduk msikin di daerah perkotaan dan pedesaan hampir seimbang. Data BPS Seruyan, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mencapai 60,17 ribu orang. Jumlah ini mengalami kenaikan 3,07 ribu tahun 2024 dibanding tahun 2023 yang hanya 57,10 ribu orang.

Sementara jumlah penduduk miskin pedesaan juga mengalami kenaikan 0,40 ribu orang dari 85,06 ribu orang tahun 2023 menjadi 85,46 ribu orang pada tahun 2024. Ini berarti kenaikan penduduk miskin di perkoataan lebih besar dibanding di pedesaan.

“Yang menjadi keprihatinan itu justru di Kota Kuala Pembuang sendiri. Terdapat 2.500 lebih penduduk miskin ekstrem yang notabene menjadi ibu kota Kabupaten Seruyan,” kata Wakil Ketua I DPRD Seruyan Harsandi ketika ditemui wartawan koran ini, Sabtu (26/4) akhir pekan lalu.

Harsandi menambahkan, penduduk miskin esktrem di Seruyan itu hanya memiliki pendapatan 600 ribu per bulan per orang. Standar pemerintah batasan penduduk miskin ekstrem itu memiliki pendapatan Rp 1 juta per orang per bulan.

“Jadi 4 ribuan warga Seruyan itu hanya punya pendapatan Rp 600 ribu per bulan per orang,” katanya.

Ia menyadari, di Kota Kuala Pembuang ini terdapat ribuan penduduk miskin ekstrem. Karena memang ada beberapa desa dan kampung nelayan yang masuk dalam wilayah perkotaan. Desa-desa di pinggiran kota inilah yang kemungkinan terjadinya penduduk miskin ekstrem di Seruyan.

Ia menegaskan, DPRD bersama Bupati Seruyan yang baru Ahmad Selanorwanda sedang mencari pola untuk melakukan pengentasan jumlah penduduk miskin esktrem. Salah satunya melalui pemanfaatan program plasma perkebunan kelapa sawit.

Penduduk miskin esktrem ini akan mendapatkan manfaat program plasma yang jumlahnya diperkirakan mencapai 3.000 kepala keluarga.

“Kebetulan di dekat Kota Kuala Pembuang ada sebuah perusahaan sawit yang sudah bersedia untuk memberikan manfaat dari program plasma kepada penduduk miskin ekstrem di Kuala Pembuang,” katanya.

Selain kemitraan program plasama, kata Harsandi, Bupati Seruyan juga sudah mencari terobosan. Diantaranya pembangunan jalan dalam kota atau gang akan melibatkan penduduk setempat sebagai tenaga kerjanya. Selama ini pembangunan jalan selalu hotmik dengan menggunakan alat. Sementara sangat sedikit menggunakan tenaga manusia.

“Jadi itu yang akan diubah. Pembangunan jalan gang dan sebagainya akan menggunakan tenaga manusia. Dengan cara ini sangat efektif untuk mengurangi penduduk miskin di Kota Kuala Pembuang,” ucapnya. (to/ens)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *