Feature

Tahan Gempa dan Misteri Tanah Galian

191
×

Tahan Gempa dan Misteri Tanah Galian

Sebarkan artikel ini
Tahan Gempa dan Misteri Tanah Galian
MEMBERI PENJELASAN: Pemandu wisata Lubang Jepang Hendra memberikan penjelasan kepada para pengunjung. FOTO DOKUMEN PRIBADI

Mengunjungi Bunker Peninggalan Jepang di Bukit Tinggi (4)

Bunker peninggalan tentara Jepang dirancang untuk tahan segala macam bencana dan ancaman musuh. Ini terbukti ketika Padang, Provinsi Sumatera Barat, diguncang gempa dahsyat, Lubang Jepang sama sekali tidak hancur.

Suyanto, PALANGKA RAYA

TENTARA Jepang yang berkuasa di Bukit Tinggi, sejak tahun 1942 telah merancang bunker kokoh dan kuat. Bunker untuk  tempat perlindungan dan penyimpanan amunisi itu dirancang agar tahan bencana alam dan serangan musuh.

Ketika wilayah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan  9,2  skala richter  pada tahun 2004 dan memicu terjadinya tsunami, bunker itu sama sekali tidak terguncang. Sekadar retak atau ada bagian-bagian tertentu yang rusak pun tidak.

Begitu juga gempa bumi 30 September 2009 berkekuatan 7,2 skala richter yang mengguncang lepas pantai Sumatera Barat dan merusak sejumlah bangunan. Lagi-lagi bunker itu tak tergoyahkan. Puluhan terowongan tetap utuh dan kokoh sampai sekarang ini. Jepang sepertinya menyadari Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh merupakan daerah yang rawan gempa. Makanya membuat bunker untuk perlindungannya.

“Dua kali terkena gempa dahsyat tahun 2004 dan 2009, bahkan memicu terjadinya tsunami dengan tinggi gelombang 30 meter, bunker ini tetap utuh. Tidak retak. Apalagi ambrol,” kata Uda Ali bercerita.

Sampai saat ini bunker perlindungan tentara Jepang tetap terjaga dengan baik. Dinding-dinding terowongan dari tanah liat dibiarkan tetap utuh. Kecuali terowongan untuk penyiksaan yang sudah dilapisi tembok yang cukup tebal untuk menghilangkan bau darah. “Tanah di terowongan itu semakin terkena air, justru semakin kuat,” kata Ali.

Dalam pembuatan bunker itu ada misteri yang hingga kini masih belum terungkap. Apa itu? Tanah bekas galian terowongan. Secara logika pekerja romusha menggali bukit untuk dibuat bunker tentu harus menggali tanahnya.

Anehnya sejak ditemukan tahun 1945, di sekitar bunker tidak ditemukan adanya tumpukan tanah bekas galian terowongan. Padahal tanah bekas galian itu diperkirakan mencapai ribuan, bahkan ratusan kubik.

“Beberapa peniliti dari Indonesia dan luar negeri, pada heran. Tanah bekas galian itu dibuang ke mana. Karena di sekitar bunker tidak ditemukan adanya tumpukan tanah bekas galian terowongan,” kata Hendra, pemandu Lubang Jepang.

Sempat muncul pemikiran, bahwa tanah bekas galian bunker dibawa pulang tantara Jepang ke negaranya. Tapi rasanya tidak mungkin. Jepang harus memerlukan cukup banyak truk untuk mengangkut tanah ke pelabuhan, terus dibawa ke Jepang menggunakan kapal.

“Sempat ada pemikiran tanah bekas galian dibawa pulang tantara Jepang ke negaranya. Tapi rasanya tidak mungkin. Misteri itu yang sampai sekarang belum terpecahkan,” ungkap Hendra lagi.

Tentara Jepang tinggal di bunker itu cukup lama. Sejak dibangun tahun 1942 hingga 1945. Jepang benar-benar meninggalkan Padang bersama bunker itu setelah Kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom tentara Amerika Serikat Agustus 1945. Sejak peristiwa bom atom itu, sebagian besar tentara Jepang meninggalkan Indonesia. Mereka kembali ke negaranya.

Tidak lama setelah Jepang meninggalkan Indonesia akibat ledakan bom atom yang memakan korban hingga ratusan ribu orang tewas, Presiden Indonesia yang pertama Ir Soekarno memproklamirkan Kemerdekan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. (habis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *