/

Hotspot Meningkat, Usulkan Tambah Helikopter

Plt Kalaksa BPBPK Kalteng, Ahmad Toyib
Plt Kalaksa BPBPK Kalteng, Ahmad Toyib.

PALANGKA RAYA – Cuaca panas dalam beberapa terakhir menimbulkan terjadinya peningkatan titik api di beberapa wilayah.

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Ahmad Toyib, menyebutkan bahwa grafik titik hotspot menunjukkan kenaikan terutama di Kabupaten Barito Selatan, Kapuas dan Pulang Pisau.

“Grafik hotspot kejadian dan luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada bulan Agustus 2023 sudah mencapai 35 persen dari hotspot tertinggi bulan Juli 2023. Kemudian, kejadian karhutla mencapai 32 persen dari kejadian karhutla bulan Juli 2023. Data tersebut merupakan kondisi 3 hari di awal Agustus 2023 ini,” ujarnya. 

Toyib melaporkan saat ini pihaknya sudah secara optimal mengerahkan upaya Tim Satgas Darat yang ada di pos lapangan daerah maupun tim satgas udara. Disebutkannya, sudah ada 35 titik pos lapangan yang tersebar di delapan kabupaten.

“Kalau seandainya tim satgas darat tidak mampu mengantisipasi karhutla, maka akan segera menghubungi tim satgas udara untuk dikerahkan water boombing di tempat kejadian,” ucapnya.

Dikatakan Toyib, eskalasi dalam dua minggu terakhir sudah semakin meningkat sehingga dibutuhkan penambahan transportasi pemadaman karhutla.

“Kita perlu mengambil langkah dengan mengusulkan kepada BNBP melalui surat gubernur untuk meminta penambahan empat unit helicopter atau satu patroli dan tiga water boombing, sehingga tim satgas udara lebih maksimal melakukan pemadaman,” imbuhnya.

“Sampai saat ini memang lokasi yang jauh terjadi karhutla berada di Kabupaten Sukamara. Dengan dasar ini juga kita meminta tambahan unit helikopter yang kita rasa bisa mengoptimalkan sampai ke lokasi ujung barat,” tambahnya.

Toyib menerangkan, bahwa usulan permintaan penambahan helikopter ini, sekiranya juga menjadi alasan untuk mengoptimalkan penanganan karhutla di wilayah barat.

“Untuk penempatan helikopter itu juga akan dialokasikan di wilayah Kotim dan Kobar. Jadi, supaya lebih menjangkau lokasi yang jauh. Karena kalau dari Palangka Raya akan menjadi tidak maksimal, sebab dari sisi penggunaan bahan bakar begitu sampai tidak efektif untuk water boombing,” pungkasnya. (fit/cen)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.