/

Nelayan di Pesisir Takut Melaut

BERTEMU WARGA: Tim BBPD bersama dinas terkait turun ke Desa Kiapak dan Hambawang, Sei Bakau dan Cemantan dalam rangka investigasi dampak cuaca ekstrem. (BPBD PULPIS)

Akibat 4 Desa Terdampak Cuaca Ekstrem

PULANG PISAU – Empat desa di dua kecamatan Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) terdampak cuaca ekstrem. Yakni, Desa Cemantan dan Kiapak, Kecamatan Kahayan Kuala dan Sei Bakau dan Hambawang, Kecamatan Sebangau Kuala.

Kepada Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pulang Pisau, Osa Maliki, membenarkan perihal tersebut.

“Ada empat desa di dua kecamatan yang terdampak cuaca ekstrim,”kata Osa Maliki kepada awak media, Kamis (26/1).

Dimana, kata Osa, dari dua kecamatan tersebut terdapat empat desa yang terdampak cuaca ekstrem tersebut. Yakni, Desa Cemantan dan Kiapak, dan Desa Sei Bakau dan Hambawang.

“Untuk cuaca ekstrem yang ada di dua kecamatan. Yakni Kecamatan Sebangau Kuala itu ada dua desa, Bakau dan Hambawang dan Kecamatan Kahayan Kuala itu Cemantan dan Kiapak,”kata Osa sapaan akrabnya.

Pada hari Kamis pekan lalu, kata Osa, pihaknya menurunkan dua tim bersama OPD terkait. BPBD sebagai leading sektor bersama DPMD, dinas sosial, pertanian dan peternakan, perikanan, ketahanan pangan dan termasuk dinas kesehatan turun langsung ke lokasi untuk melakukan investigasi dampak dari cuaca ekstrem.

“Jadi tim turun ke lokasi untuk melihat secara langsung dan melakukan mitigasi bencana terkait surat permintaan permohonan bantuan pangan dari Desa Bakau,”kata Osa.

Memang lanjut Osa, cuaca ekstrem ini mulai sejak November 2022 yang diprediksi hingga bulan Februari 2023 ini.

“Sehingga kita menurunkan tim melihat secara langsung kondisi di lapangan sebagai bahan untuk menetapkan status siaga darurat untuk memberikan bantuan beras melalui dinas sosial dan dinas terkait lainnya,”tandasnya.

Osa menambahkan, mata pencaharian masyarakat di dua kecamatan, khususnya di pesisir laut itu adalah nelayan sehingga tidak bisa melaut.

“Hasil dari investasi kemarin, secara kasat mata dan dari pantauan drone memang tidak ada nelayan yang melaut karena gelombang sangat tinggi,”pungkasnya.(ung/cen)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.