PALANGKA RAYA – Dalam upaya mengantisipasi dan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap melanda wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng), Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalteng menyiagakan lebih dari 1.000 Tim Masyarakat Peduli Api (MPA). Hal ini disampaikan langsung oleh Kadishut, Agustan Saining, Jumat (25/4).
Agustan menyatakan, bahwa tim MPA yang dibentuk dan dibina langsung oleh Dishut memiliki peran strategis dalam pengendalian karhutla, terutama di wilayah-wilayah rawan kebakaran.
“Kami memiliki lebih dari 1.000 tim MPA. Kalau binaan Kementerian Kehutanan, itu ada juga masyarakat TSA (Tim Serbu Api) yang merupakan bentuk kolaborasi bersama,” ujar Agustan.
Menurutnya, keberadaan tim MPA merupakan bagian dari pendekatan berbasis masyarakat dalam pengendalian karhutla. Para anggota MPA berasal dari masyarakat setempat yang telah dilatih untuk dapat merespons secara cepat dan efektif ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Meski tidak menerima gaji tetap, anggota MPA diberikan honor harian saat mereka terlibat dalam penanganan kebakaran.
“Untuk MPA sendiri tidak memiliki gaji, namun pada saat terjadi suatu kejadian kebakaran, mereka bisa kita libatkan. Mereka akan mendapatkan honor harian sebesar Rp 140.000 per hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, Agustan menambahkan bahwa pelibatan masyarakat dalam penanggulangan karhutla terbukti efektif, karena mereka lebih memahami karakteristik wilayahnya masing-masing. Dengan demikian, respon terhadap insiden kebakaran bisa lebih cepat dan tepat sasaran.
“MPA dan TSA ini adalah bagian dari pendekatan kolaboratif. Kita tidak bisa bekerja sendiri. Butuh partisipasi dan sinergi dari semua pihak agar kebakaran hutan bisa dicegah dan dikendalikan,” pungkasnya. (ifa/abe)
